News Update :

Strategi Averaging Pada Trading Forex

Thursday, August 31, 2017

ib instaforex, rebate, broker, valas, bisnis indonesia,

Strategi Averaging Pada Trading Forex

Averaging teknik trading dan sekaligus Money Management yang harus difahami oleh semua trader.

Trading forex dengan menggunakan strategi averaging atau disebut juga dengan cost-averaging merupakan usaha trading yang saat praktek dalam pasar hanya memiliki satu arah. Meskipun demikian, sangat memerlukan berulang kali open position untuk bisa mendapatkan profit. Maksudnya adalah, jika pada saat pertama kali masuk pasar Anda berada di posisi long atau buy, posisi selanjutnya juga akan sama yaitu buy only. Begitu juga sebaliknya. Biarpun telah terjadi floating minus, tetap saja akan dalam posisi buy sampai menghasilkan profit.

Tujuan dari strategi averaging adalah untuk bisa memperkecil tingkat kerugiaan saat berada dalam posisi yang berlawanan dengan arah trend dan juga untuk memaksimalkan tingkat keuntungan saat posisi satu arah dengan trend. Namun averaging juga adalah strategi yang cukup memiliki resiko tinggi sebab dalam prakteknya harus mampu untuk “melawan pasar”. Sehingga strategi ini tidak dianjurkan bagi Anda yang masih memiliki dana minim.

Berikut adalah contoh penerapan averaging pada trading forex:

Tuan Herman masuk ke pasar forex dengan posisi buy EUR/USD 0.01 lot pada harga 1.2545 dan memasang take profit sebanyak 20 poin di harga 1.2565. Kemudian harga mengalami penurunan yang mengakibatkan Tuan Herman harus buy 0.01 lot lagi pada harga 1.2525 dan memasang take profit 1.2555. Namun kemudian harga turun kembali, maka Tuan Herman melakukan buy lagi untuk EUR/USD 0.01 lot di 1.2505, dengan take profitnya 1.2525. Hingga akhirnya harga akan naik dan menyentuh take profit yang pertama 1.2535.

Penjumlahannya:

Posisi 1: Open position 1.2545, harga close 1.2535 = USD -0.1

Posisi 2: Open position 1.2535, harga close 1.2535 = USD 0.1

Posisi 3: Open position 1.2505, harga close (take profit) 1.2536=USD 03 (sama dengan 30 PIPS)

Sehingga, total profitnya = -0.1+0.1+0.3= $0.3

Keterangan: 0.10 lot = $0.1 (Karena menggunakan akun tanpa spread, sehingga spread tidak dihitung)

Setelah melihat ilustrasi diatas, lalu akan muncul pertanyaan apakah dengan menggunakan strategi ini akan selalu mendapatkan profit?

Jawabannya adalah tergantung bagaimana Anda menggunakan strategi tersebut. Karena berhasil atau tidaknya suatu strategi akan bergantung pada keadaan pasar dan kemahiran trader yang menggunakannya. Biasanya saat menggunakan strategi averaging, para trader ada saja yang selalu menggunakan indikator forex, namun ada juga yang mengandalkan tangan kosong. Para trader tanpa broker atau trader individu biasanya akan melakukan strategi ini jika sudah yakin mengenai harga. Namun jika ternyata tebakannya sedikit meleset, trader harus menambahkan posisinya terus menerus.

Strategi averaging sering kali digunakan oleh bank, sehingga mereka hanya melakukan buy agar bisa memperoleh bunga dari swap. Setiap harinya bank akan menerima bunga jika ada posisi swap, walaupun telah menahan nilai minus cukup banyak.

MENGGUNAKAN AVERAGING DOWN DAN AVERAGING UP

Pada strategi averaging, terdapat 2 hal yang bisa Anda gunakan:


  • Menggunakan averaging down

Averaging down adalah strategi yang cukup agresif, karena bisa saja investor harus megeluarkan uang terus menerus, tanpa mengetahui sampai mana mata uang akan mangalami penurunan. Sehingga investor harus mempunyai disiplin saat melakukan pembelian. Sebenarnya, strategi ini cukup mudah diikuti jika dilakukan dalam satu atau dua kali saja. Namun jika harga terus mengalami penurunan, investor juga akan mudah terpengaruh secara emosi. Sehingga dia harus memutuskan apakah akan meneruskan menggunakan teknik ini atau tidak. Tapi dalam kondisi umum saat pasar mata uang sedang sideways atau bullish, strategi averaging down bisa cukup efektif. Karena pada kondisi tersebut, harga aset turun dengan terbatas.

Tips saat menggunakan averaging down, sebaiknya Anda membatasi sampai 3 kali saja, setelah itu Anda bisa berhenti melakukannya. Jika ternyata harga terus turun, biarkan saja. Setelah sampai pada titik bottom, Anda bisa melakukan averaging up.

Alasan kenapa harus membatasi diri, karena terkadang seseorang akan sangat ingin melakukan averaging down secara terus menerus, bahkan sampai dana yang dimilikinya habis. Jika memang dana yang Anda miliki tidak terbatas, memang tidak masalah menggunakan averaging down terus menerus. Namun jika dana terbatas ada baiknya Anda berhenti melakukannya.


  • Menggunakan averaging up

Berbeda dengan teknik sebelumnya, averaging up justru dinilai lebih baik karena Anda baru membeli mata uang saat harganya rendah. Sehingga saat harga turun, Anda harus menunggu sampai bisa membeli di harga paling rendah. Hanya saja masalahnya adalah bagaimana menentukan harga bottom. Kerap kali terlewatkan, sehingga harga sudah terlanjur rebound. Belum lagi ketika Anda salah memprediksi, saat Anda kira harga akan redound tetapi ternyata itu hanya tipuan sehingga nilai akan makin merosot. Secara psikologis, bisa lebih mudah untuk investor melakukan averaging up dibandingkan down. Jadi ketika pasar mata uang mengalami penurunan, Anda masih memiliki cash dan tidak perlu lagi menjual mata uang yang ada. Sehingga Anda bisa menunggu waktu yang tepat untuk bisa membeli diharga terendah.

3 TEKNIK PENGEMBANGAN STRATEGI AVERAGING

Terdapat 3 teknik yang dikembangkan oleh strategi averaging, diantaranya:


  • Pyramiding

Teknik pyramiding merupakan kebalikan dari cost-averaging. Dalam cost-averaging, saat 1 posisi terbuka maka akan ditambah jika mengalami kerugian, sehingga dalam teknik ini posisi terbuka justru akan ditambahkan setiap mendapat profit atau keuntungan. Teknik pyramiding akan sangat efektif saat digunakan dalam kondisi pasar yang trending. Namun tidak efektif jika digunakan dalam kondisi pasar yang sideways.


  • Martingale

Teknik martingale merupakan teknik yang lebih ekstrim dari averaging. Pada teknik ini, saat mendapatkan kerugian bukan hanya posisi baru yang harus ditambahkan tapi juga harus melipat gandakan jumlah transaksi. Teknik ini merupakan kebalikan dari pyramiding. Jika pyramiding akan sangat buruk saat digunakan dalam kondisi pasar sideways, berbeda dengan martingale yang akan sangat baik dan efektif digunakan pada kondisi pasar sideways.


  • Anti martingale

Teknik anti martingale mirip dengan pyramiding, tetapi jumlah transaksinya akan selalu dilipat gandakan setiap ada profit atau keuntungan yang ditambahkan. Tekni ini akan sangat efektif jika digunakan dalam kondisi pasar yang trending. Sedikit berbeda dengan martingale yang harus menggandakan modal saat rugi, pada anti martingale justru Anda harus membuka posisi baru dan mengandalkan modal saat sedang untung. Dengan begitu profit yang bisa dicapai akan semakin maksimal.

Saat seorang trader sudah mendapatkan titik jenuh pasar, maka kondisi tersebut  bisa menjadi waktu yang tepat untuk dimanfaatkan dengan menggunakan strategi averaging. Tujuannya untuk bisa mendapatkan profit dengan jumlah cukup besar. Namun, setiap strategi tentu saja akan selalu memiliki kekurangan. Pada averaging kekurangannya adalah dari harganya yang sangat tidak bisa ditebak, sehingga akan banyak sentimen pasar yang dapat menggerakan harga. Oleh karena itu, ada baiknya Anda memperhatikan bagaimana kondisi pasar saat akan menggunakan strategi averaging.

Selain daripada teknik ini, yang paling utama untuk sukses bertrading adalah utamakan manajemen resiko, karena manajemen resiko berguna untuk meminimalisir kerugian yang dalam. Dan idealnya manajemen resiko adalah tidak melebihi daripada 5% modal anda. Jadi gunakan pengaturan volume lot yang sesuai dengan profil resiko anda tersebut dalam menerapkan teknik ini. [ sumber ]

Averaging ini sudah include strategi dan money management trading, dan semua akan sesuai perencanaan kita manakala mindset atau psycology kita bagus.

Salam sukses dan profit selalu ya Gan!!
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

FBS Bisa Daftar Klik Banner ini
 
© Copyright 2014 Blog Instaforex Indonesia