News Update :

Kedisiplinan Keluar dari pasar

Wednesday, June 25, 2014

Disiplin dalam memasuki pasar sangat diperlukan, disiplinlah pada sistem yang sudah Anda buat.

Tidak ada solusi yang paling baik Untuk menahan atau segera keluar dari pasar, kecuali memisahkan antara keputusan yang emosional dan keputusan yang rasional berdasarkan metode yang Anda percayai.
 
Ada sebuah kisah yang dituturkan Fred C. Kekky, seorang pengarang buku Why you win or lose, yang dengan sangat bagus menggambarkan bagaimana para investor konvensional mengambil keputusan ketika mendapatkan keuntungan dari pasar: Seorang bocah kecil sedang berjalan-jalan, lalu bertemu seorang lelaki tua sedang berusaha menangkap ayam-ayam kalkun liar. Lelaki itu membawa alat perangkap, sebuah alat terdiri dari kotak besar dengan tutupan pintu yang menggantung dibagian atasnya.
 
Pintu itu dibiarkannya terbuka dengan alat penyangga yang diikat benang dan dapat ditarik dari jarak seratus kaki jauhnya. Jagung dibiarkan bertebaran untuk menjebak si kalkun, diluar ditebar sedikit-sedikit, makin mendekati pintu jebakan semakin banyak. Paling banyak didalam kotak. Jika sudah cukup banyak kalkun yang masuk terperangkap, Pak Tua akan menarik benangnya sehingga penyangga jatuh dan pintupun tertutup. Sekali pintu tertutup, dia tidak dapat membukanya kembali tanpa harus menaiki kotak jebakannya.
 
Padahal apabila itu dilakukannya, maka kalkun-kalkun itu akan ketakutan dan pergi menghindar. Menurut Pak Tua itu, saat yang tepat untuk menarik benang dan menutup pintu jebakan adalah ketika kalkun-kalkun yang terperangkap didalamnya sudah semaksimal mungkin. Hari berikutnya dia melihat selusin kalkun berada didalam jebakan. Kemudian, sebelum sempat diambil tindakan, ada satu kalkun yang berjalan keluar lagi dan pergi; maka tinggal sebelas yang ada didalam, kata Pak Tua dalam hati.
 
Biar kutunggu beberapa menit lagi, barangkali kalkun yang tadi pergi itu masuk lagi, Ketika Pak Tua menunggu, dua ekor lagi kalkun meninggalkan jebakan itu Ah, mestinya aku cukup berpuas diri dengan 11 ekor, Pak Tua itu menyesali. Mulai sekarang asal sudah kembali sebelas jumlahnya, aku akan menutup pintunya. Tiga ekor lagi yang keluar, san Pak Tua itu pun masih terus menunggu. Karena semula ia sudah girang menyaksikan ada 12 ekor kalkun yang memasuki perangkap, maka ia pun merasa enggan pulang hanya dengan membawa kurang dari delapan ekor saja.
 
Dia tidak mampu membuang harapannya bahwa kalkun-kalkun yang sudah pergi itu akan kembali lagi masuk perangkap. Akhirnya tinggal tersisa satu kalkun saja yang masih didalam kotak. biar kutunggu sampai yang satu itu keluar, atau ada kalkun lain yang masuk lagi, baru aku pulang.Kalkun yang tinggal satu-satunya itupun pergi menyusul rekan-rekannya. Pak Tua pulang dengan tangan hampa. Psikologi para investorpun tidak berbeda dengan Pak Tua. Mereka malah berharap kalkun-kalkun yang sudah pergi itu kembali memasuki jebakan, ketika semestinya merasa takut bahwa kalkun yang sudah ada di dalam akan makin banyak lagi yang keluar, karena pintunya tidak segera ditutup. Melepaskan kuntungan secara maksimal adalah masalah tersendiri ketika melakukan trading. dalam hal ini terdapat dua pendapat yang yang saling bertolak belakang;
 
Pertama, disarankan untuk segera melepas keuntungan sebelum mencapai harga terbaiknya. Seperti apa yang dikatakan oleh Joe Kennedy, Spekulan Wallstreet yang juga ayah mendiang Presiden John F. Kennedy Hanya orang bodoh yang menunggu hingga kenaikan harga saham mencapai puncaknya. 
 
Kedua, ada beberapa trader sukses yang memang mengatakan untuk tetap sabar dan tidak terlalu dini melepas kerugian, misalnya saja Jerry Parker, Ia pernah mengatakan, mungkin tekhnik terbaik saya adalah bukan mengangkat telpon untuk menutup posisi yang menang.
 
Sebagai seorang trader Anda harus bijak dan bisa menempatkan keputusan secara rasional. Anda menahan keuntungan atau bahkan segera melepasnya, keduanya bisa menjadi kesalahan jika mendasarkan keputusan secara emosional belaka, tidak ada solusi yang paling baik dalam hal ini, kecuali memisahkan antara keputusan yang emosional dan keputusan yang rasional berdasarkan methode yang Anda percayai.
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

FBS Bisa Daftar Klik Banner ini
 
© Copyright 2014 Blog Instaforex Indonesia